Jaman terus berubah. Era Bowling dengan PIN sebagai ‘target’ lemparan bola sudah lewat.
Sekarang jamannya ecosystem PINBALL. Dimana apapun yang kita launching bakal ‘digoreng’ konsumen lewat Review, Rating, Recomendation.
Apa bedanya era bowling dengan era pinball?
Era Bowling Marketing Target market disusun rapih ibarat pin sesuai segmentasi pasarnya. Diletakkan diujung arena yg lurus dan mulus . Marketer tinggal melempar bola yg besar (budget) dan berat (berbobot) kalau mau strike. Control ditangan Marketer. Kalau Marketer berhenti melempar bola maka permainan berhenti.
Era Pinball Marketing tidak mengenal Target Market. Yang tersedia adalah ecosystem yang siap nenggoreng program marketing anda. Apapun. Produk digoreng. Harga digoreng. Distribusi digoreng. Promo digoreng. Marketer fokus pada saat Lauching agar dapat mengontrol bola liar yg dimainkan konsumen dan calon konsumen. Kalau gagal siapkan Activation agar bola tetap dalam permainan.
Keaulitannya adalah ketika marketer berhenti mengumpan, PERMAINAN TETAP BERJALAN.
Contoh nyata Esteh, KDRT Leslar yang berbuntut hancurnya karier Ricky Bilal, dan KDRT bohongan Baim Wong berbuntut tuntutan hukum.
Ini saya bahas tuntas di Worshop online Branding Marketing Selling 14-15 Oktober 2022 jam 19.00 sd 22.00 WIB.
Yang gak mau ketinggalan, gak mau ketinggalan cerita dan gak mau ketinggalan berita silahkan daftar di biolink @subiakto atau langsung ke www.linktr.ee/subiakto atau hubungi admin kami pak Kasim di 085223944575.
Sampai jumpa dikelas
Follow 👉🏿 @subiakto
Follow 👉🏿 @subiakto
Follow 👉🏿 @subiakto
#brand
#bisnis
#nobrandnobisnis
#budiismanofficial
#subiakto
#bisabikinbrand
#dewaekaprayoga
#tribespakbi