SECRETS TO BE VIRAL

“𝙎𝙩𝙤𝙥 𝙈𝙖𝙠𝙞𝙣𝙜 𝙎𝙩𝙪𝙥𝙞𝙙 𝙋𝙚𝙤𝙥𝙡𝙚 𝙁𝙖𝙢𝙤𝙪𝙨!”

Ungkapan ini pertama kali dipopulerkan oleh Plastic Jesus (PJ), seorang seniman jalanan di LA. Di tahun 2013, PJ membuat stensil bertuliskan ungkapan tersebut dan menempelkannya di sepanjang jalan kota LA.

 

Konon ini diujarkan sebagai bentuk protes atas ulah media yang mengangkat gaya hidup dan tingkah laku selebriti yang cenderung konyol, dan membuat mereka viral dan terkenal.

 

Ini cukup relate dengan fenomena saat ini. Ketika Instagram dan Youtube populer oleh konten-konten konyol yang lantas menjadi viral dengan seabrek viewers, ditayangkan ulang dimana-mana, kita jadi dibuat memutar otak.

 

𝙇𝙝𝙤, 𝙖𝙥𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙣𝙖𝙧𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙤𝙣𝙩𝙚𝙣-𝙠𝙤𝙣𝙩𝙚𝙣 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙞𝙩𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙣𝙞𝙡𝙖𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙮𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙩𝙤𝙣𝙩𝙤𝙣 𝙟𝙪𝙩𝙖𝙖𝙣 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜?

𝘼𝙩𝙖𝙪 𝙨𝙖𝙖𝙩 𝙞𝙣𝙞 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙟𝙪𝙨𝙩𝙧𝙪 𝙨𝙚𝙙𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙚𝙝𝙖𝙪𝙨𝙖𝙣 𝙝𝙞𝙗𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙣𝙩𝙖𝙨 𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙝𝙤𝙗𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙖𝙠𝙨𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝 𝙠𝙤𝙣𝙮𝙤𝙡 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙡𝙖𝙞𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙡𝙚𝙬𝙖𝙩 𝙘𝙝𝙖𝙣𝙣𝙚𝙡-𝙘𝙝𝙖𝙣𝙣𝙚𝙡 𝙩𝙚𝙧𝙨𝙚𝙗𝙪𝙩?

𝘽𝙪𝙠𝙖𝙣𝙠𝙖𝙝 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙖𝙮𝙖𝙠 𝙫𝙞𝙧𝙖𝙡 𝙞𝙩𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙖𝙧𝙮𝙖 𝙥𝙤𝙨𝙞𝙩𝙞𝙛 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙞𝙣𝙨𝙥𝙞𝙧𝙖𝙨𝙞?

 

Nah, menurut anda, modal jadi viral itu didapat dari kualitas kontennya sendiri atau karena banyak netizen yang share konten tersebut?

 

Kenapa konten-konten demikian banyak ditonton dan di-share?

 

Kenapa konten edukatif justru jarang jadi viral?

 

Siapa yang berperan? Content creator, netizen, atau justru media?

 

Perdebatan alot yang bikin penasaran ini bakal dikupas tuntas oleh Pak Bi @subiakto di online workshop 3 hari tanggal 6-8 Oktober mendatang.

 

Cara joinnya? Klik linktree di bio beliau dan pilih link berjudul “PSBB LAGI. REBAHAN LAGI. DAPET DUIT LAGI.”

 

Saya sih super curious banget karena nanti juga bakal ada sesi debat publiknya.

 

Well, see you!

Penulis : Nungki Mayangwangi