Belajar tentang brand dari Pak Bi mengajarkan kita banyak hal sekaligus mengubah mindset yang selama ini kita pikirkan mengenai suatu brand.
Contohnya, kita baru sadar bahwa brand itu bukan produk, bukan logo, atau bukan merek yang kita ciptakan.
Berapa banyak di antara kita yang berasumsi bahwa ketika kita membangun sebuah bisnis, berarti kita pasti membangun sebuah brand? Ternyata brand tak akan tercipta tanpa stimulan.
Apa stimulannya? Branding tentunya.
Brand baru akan tercipta ketika Anda sudah melakukan branding, karena brand adalah persepsi yang berasal dari konsumen, persepsi yang dihasilkan dari stimulan yang Anda lempar.
Lupakan Narsis Soal Produk, Fokuslah Pada Konsumen.
Bisnis masa kini tidak lagi hanya berbicara soal fitur produk, keunggulannya, komposisinya, bentuknya, dan sebagainya. Sekarang adalah era dimana fokus bisnis adalah konsumen.
Ada penelitian yang menemukan bahwa 96% perusahaan yang berkembang menekankan bahwa kepuasan konsumen adalah komponen kunci bagi kemajuan perusahaan.
Apa artinya? Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu meraih, menjaga, dan mempertahankan konsumen setia.
Jika sudah tercipta hubungan yang baik, mulai dari brand awareness, brand preference, brand loyalty, bahkan hingga brand advocate, Anda sudah berada dalam kondisi bisnis yang settled.
Konsumen menyukai produk/merek yang mengerti mereka.
Konsumen kini semakin emosional dan di sisi lain juga semakin pintar. Mereka tahu benar apa yang mereka inginkan dan hanya menginginkan yang terbaik.
Mereka menjadi semakin unik dan tak ingin diperlakukan sama seperti pasar massal dahulu. Kini merekalah yang mempunyai kendali lebih di pasar.
Perusahaanlah yang semakin membutuhkan konsumen, maka perusahaan mesti mulai bekerja sesuai dengan kebutuhan konsumennya.
Caranya? Anda harus mampu membaca habit konsumen selama 24 jam dan berulang. Semakin Anda tahu habit mereka, semakin Anda paham apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh mereka.
Semakin paham Anda tentang mereka, semakin mahir juga Anda dalam membaca problem yang dihadapi konsumen. Nah, ketika problem ini ada, muncullah sebagai solusi, jadikan Anda sebagai andalan mereka.
Ketika sudah sampai pada fase ini, Anda akan tahu bagaimana berkomunikasi dengan konsumen. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang sifatnya interaktif, dimana Anda mampu menampung keinginan konsumen dan selalu menjadikan mereka prioritas dalam menjalankan roda bisnis Anda.
Percayalah, pendekatan emosional ini akan berdampak baik pada bisnis Anda. Cukup lupakan 4P (product, price, place, promotion) dalam konsep berpikir Anda, ganti dengan 4C (customer, cost, convenience, communications).