BRAND BUKAN NAMA

BRAND ADALAH NAMA YG MEMILIKI MAKNA

 

Masih banyak teman teman yang menganggap bahwa Brand adalah Nama.

 

Brand adalah sebuah nama + makna.

 

Makna yang membuat sebuah nama menjadi sebuah Brand.

 

Karena itu semua yang bernama berhak menjadi Brand.

 

Tergantung yang punya nama mampu gak menambahkan sebuah makna pada namanya.

 

Bagaimana sih melekatkan sebuah makna pada sebuah nama?

 

Mudahnya begini. Ingat nama ingat maknanya.

 

Misalnya “Ingat yu Djum ingat Gudeg Jogja”.

 

Bukan sekedar gudeg Jogja, tetapi gudeg Jogja yang rasanya khas.

 

Bagaimana publik bisa mengenal rasa gudeg Yu Djum yang khas?

 

Ketika konsumen menikmati gudeg Yu Djum, setelah dikunyah gudegnya masuk ke perut. Tapi ‘rasanya’ yang khas naik ke otak. Dicatat dalam memory.

 

Atau ingat hijab ingat @kiseraid.

 

Karena ketika dipakai terasa nyaman. Dan lebih lagi ada kekhasannya 4 warna dalam 1 hijab. Anda bebas berganti baju hijabnya tetap sama tunggal matchingin warnanya.

 

Nah terjadilah rasa suka pada konsumen dan itu dicatat dalam memory.

 

Misalnya lagi “Ingat Bung Karno ingat Proklamasi’. Maka nama Bung Karno menjadi sangat bermakna bagi bangsa Indonesia karena proklamasi.

 

Masih banyak lagi contoh tentang makna ini.

 

Brand membuat sebuah nama BERBEDA dengan nama pesaing meskipun produknya sama.

 

Ikuti postingan saya besok. Ini merupakan postingan berseri tentang Brand.

 

#SerialApaItuBrand

@subiakto