Seperti yang sudah pernah dibahas dalam artikel sebelumnya, membangun brand adalah membangun trust, membangun kepercayaan konsumen.
Prinsip ini merupakan salah satu langkah dalam membangun kerajaan bisnis yang stabil. Tidak gampang, namun tidak sulit juga sejauh Anda memahami brand yang Anda bangun pun memahami pasar/konsumen yang Anda hadapi.
Kedua hal tersebut berjalan sinergis, saling beriringan. Karena konsumen tetap menjadi prioritas utama dari bisnis Anda.
Menurut The Value Institute di Amerika, ada sekitar lima poin penting yang mempengaruhi nilai kepercayaan konsumen terhadap sebuah merek produk atau perusahaan, yaitu: kinerja perusahaan, perhatian ekstra terhadap konsumen, hubungan atau koneksi saling berbagi, konsistensi, dan ketulusan (jujur & terbuka).
Anda akan diingatkan lagi dengan kutipan dari Seth Godin yang berbunyi, “Making promises and keeping them is a great way to build a brand.” Membuat janji dan menepatinya adalah cara yang paling efektif untuk membangun sebuah brand.
Tidak ada lagi yang akan membuat konsumen tinggal dan setia dengan brand Anda selain karena mereka percaya terhadap brand Anda. Mereka mengandalkan Anda.
Mereka menganggap Anda sebagai solusi atas masalah mereka. Mereka menganggap Anda sebagai sesuatu yang mengubah jati diri mereka.
Maka dari itu, buatlah mereka percaya dengan menepati janji-janji yang Anda buat bersamaan dengan pada saat brand dibangun.
Salah satu yang paling esensial adalah menjaga hubungan dan koneksi yang erat dengan konsumen, contohnya dengan memberikan perhatian ekstra dan selalu ada pada saat mereka membutuhkan Anda.
Tak hanya bicara soal kualitas produk dan keunggulannya, mereka berharap Anda akan mampu menjadi andalan dalam kehidupan mereka. Konsistensi dalam memelihara kejujuran dan keterbukaan dengan konsumen tentu saja akan menciptakan persepsi yang baik sehingga mereka akan setia mengandalkan Anda.
Produk atau servis yang buruk mungkin masih bisa diperbaiki dan di re-branding. Namun sekalinya Anda ingkar janji, selamat karena Anda akan menjadi brand hell. Selamat meraih citra buruk dan reputasi hancur.
Seperti halnya Pak Bi pernah berucap bahwa lebih baik kehilangan uang dari pada kehilangan kepercayaan. Rugi tak mendapat profit tak masalah, asalkan Anda masih mampu meng-handle kepercayaan yang sudah konsumen berikan pada Anda.
Lantas, apa itu brand hell?
Temukan jawabannya di postingan Instagram atau video-video yang tersedia di YouTube milik Pak Bi.