Pernahkah anda terpikir melakukan endorsement melalui seorang influencer? Menurut anda, influencer seperti apa yang tepat untuk diajak kerja sama?
Sepertinya masih banyak dari kita yang beranggapan bahwa semakin tinggi angka followers seorang influencer, maka semakin potensial juga untuk “jualan”. Akan tetapi, realitanya nano dan micro influencer lebih efektif dalam urusan branding.
Lantas, nano dan micro influencer itu apa?
Nano influencer memiliki angka followers 1.000 – 10.000. Sementara micro influencer memiliki 10.000 – 100.000 followers.
Jika dilihat dari sisi followers, memang bukan angka yang menggiurkan, karena kita tahu bahwa banyak sekali influencer yang memiliki jutaan followers di luar sana. Lantas, kenapa justru nano dan micro influencer ini yang lebih efektif dan potensial dari sisi menggaet audiens?
Mereka cenderung memilki koneksi yang lebih dekat dengan audiensnya karena konsisten membangun interaksi yang bagus, di mana tercipta kedekatan dan engagement yang relatif lebih baik juga.
Terlebih lagi, nano influencer biasanya dengan senang hati masih bersedia merespon nyaris semua comment yang masuk. Bukan hanya itu, responnya juga bukan yang sekadar respon basa-basi, melainkan lebih meaningful dan memberi feedback dengan melempar pertanyaan kembali seolah followers-nya menjadi seorang teman yang perlu dipahami.
Ini seolah-olah menjadi real talk yang “mengunci” audiens mereka untuk tetap jadi loyal followers. Koneksi seperti ini yang menggiring ke level engagement lebih tinggi.
Dari sisi bisnis dan brand, inilah yang membuat mereka jadi potensial untuk diajak kerja sama.
Menurut anda bagaimana? Memilih bekerjasama dengan influencer sekelas Anya Geraldine atau justru menjatuhkan pilihan kepada Ruth Dian?
Pasti belum banyak yang tahu siapa Ruth Dian. Ia adalah salah satu contoh micro influencer yang mengangkat konten beauty, konten-kontennya menarik dengan pembawaan cerdas karena memiliki basic seorang copywriter.
Penulis : Nungki Mayangwangi
Editor : Budi Pranoto