CUSTOMER DRIVEN COMMUNICATION

Internet dan media sosial telah mengubah interaksi antara Brand dan Konsumen. Media sosial memberi peluang bagi konsumen untuk saling berbagi cerita dan pengalaman saat menggunakan produk atau layanan kepada sesama konsumen. Media sosial mendorong perubahan terhadap pendekatan marketing.

Schogel (2009) memperkenalkan jenis “interactive marketing-communication” dengan membuat matriks hubungan antara interaksi “Brand-Customer” dan interaksi “diantara customer”, yang menghasilkan empat tipe pemasaran interaktif, yakni: Traditional Mass Media Marketing, Customer Driven Communication, Viral Marketing/Buzz Marketing, , dan Community Marketing.

Traditional Mass Media Marketing : interaksi antara pemilik brand dan customer – rendah, dan interaksi antar customer juga rendah. Cara ini pemilik brand mengirimkan pesan ke banyak konsumen dan tidak ada interaksi dengan konsumen (lebih dikenal dengan Broadcasting)

Customer Driven Communication: interaksi antara pemilik brand dan customer -tinggi, sedangkan interaksi antar customer rendah. Hadirnya media sosial mendorong terciptanya “customer-driven communication”, komunikasi yang digerakkan customer.

Viral Marketing/Buzz Marketing: interaksi antara pemilik brand dan customer -rendah, sedangkan interaksi antar customer tinggi. Pada viral marketing terjadi percakapan di antara konsumen (word of mouth/wom) bisa berupa positive WoM atau negative WoM dan pemilik perusahaan tidak memiliki kendali terhadap percakapan pada viral marketing.

Community Marketing.: interaksi antara pemilik brand dan customer -tinggi sedangkan interaksi antar customer tinggi. Pada Communtiy Marketing, interaksi terjadi antara Pemiliki Brand dengan Customer dan juga di antara sesama Customer.

Ulrike Arnhold (2010) menyebutkan pemiliki brand dapat menerapkan User Generated Branding dengan membentuk komunitas online untuk user generated content. Komunitas online menjadi sarana bagi pemilik brand untuk menstimulasi konsumen menciptakan konten yang memberi ‘value’ terhadap Brand mereka.

Situasi ini yang kerap diingatkan Pak Bi, saat ini terjadi perubahan dari “bowling marketing” ke “pinball marketing”.

 

Penulis: JF Sebayang