Sejauh ini kita pasti sudah cukup familiar dengan istilah copywriting dan bagaimana perannya dalam dunia bisnis. Kalau dari Anda ada yang belum tahu copywriting itu apa, mungkin Anda perlu membaca beberapa artikel mengenai copywriting sebelum Anda membaca artikel ini.
Teori copywriting sudah ‘diobral’ dimana-mana. Terlebih di era digital saat ini, di Instagram yang sedang gencar-gencarnya mengangkat popularitas format carousel, banyak pakar-pakar dadakan yang berlomba mengupas soal copywriting dalam ilustrasi-ilustrasi menarik.
Apakah informasi yang mereka bagikan itu benar dan terpercaya? Tidak ada yang salah dan benar, semua tergantung sejauh mana wawasan dan pemahaman kita. Semua cuma soal bagaimana mempraktekannya secara tepat di bisnis Anda. Itu saja.
Nah, kalau Anda sudah mengikuti workshop SPower Copywriting yang digelar Pak Bi belum lama ini via Zoom, pasti Anda bakal menemukan bedanya teori Pak Bi dibanding teori-teori lainnya.
Copywriting-nya Pak Bi Itu Aplikatif!
Kenapa aplikatif? Karena rumusan yang dibagi Pak Bi sudah matang dan tidak cuma berkutat di teori itu-itu saja yang semua orang sudah tahu.
Dari bahasannya saja sudah ada klasifikasi Copywriting 1.0, Copywriting 2.0, Copywriting 3.0, dan Copywriting 4.0, di mana masing-masing copywriting tersebut punya tujuan dan pendekatan yang berbeda-beda tergantung bermain di arena mana.
Ini berarti Anda tidak perlu bingung karena Pak Bi sudah memberikan rumus dan arahan bakal seperti apa bentuk copywriting-nya jika fokus bisnis ada di produk atau customer.
Yang perlu Anda lakukan hanya fokus dengan konten workshop-nya, simak baik-baik apa yang beliau jelaskan dan ceritakan, dan catat dalam benak Anda.
Holistik, Seperti yang Dijanjikan
Dalam beberapa sneak peek-nya, Pak Bi menjelaskan sekaligus menjanjikan bahwa ilmu copywriting yang beliau bagikan itu berbeda dari teori kebanyakan yang sering kita temui di unggahan media sosial.
Copywriting yang benar menurut Pak Bi bersifat holistik yang artinya mempertimbangkan segala macam kemungkinan, berbagai segi, dan berbagai perspektif. Beda fokusnya, beda teknisnya. Intinya begitu.
Banyak hal yang mesti dipertimbangkan sebelum menulis, terutama sisi psikologisnya, karena copywriting itu mengajak, bukan memaksa membeli. Perlu ada pendekatan personal yang mendalam dalam memperhatikan habit dan ritual konsumen.
Seribet itu? Nope.
Pak Bi memaparkan materi dengan gayanya yang bak sedang mendongeng. Menarik dan tidak sanggup skip. Skip sedikit, Anda menyesal. Dijamin. Karena nyaris semua peserta yang ikut workshop ini beropini bahwa materi yang dijelaskan Pak Bi adalah seluruhnya daging!
Terbayang sekeren apa materinya?
Nah, materi tentang copywriting berdasarkan ‘arena bermainnya’ akan dikupas setelah ini. Jangan skip konten-konten di blog ini karena Anda akan dapat bocoran materi-materi dari kelas-kelas Pak Bi.