Oleh sebab itu, mulai tahun 2014, Pak Subiakto memperkenalkan konsep program sharing Brand kepada UKM melalui Twitter dan Facebook.
Dan melakukan perjalanan keliling lebih dari 10 kota besar menebar ‘virus’ Brand with capital ‘B’
Hasil berkeliling lebih dari 10 kota besar selama 2 tahun untuk menebar ‘virus’ Brand with capital ‘B’ dari tahun 2014 -2016, pak Subiakto menemukan ada 8 jenis pelaku UKM yang mewakili keunikan daerah mereka masing-masing yang menopang ekonomi rakyat sekitar (lokalitas), yaitu:
(1) Usaha Kuliner;
(2) Usaha Bidang Fashion;
(3) Usaha Dibidang Pendidikan;
(4) Usaha Dibidang Otomotif (penjualan spare part, atau membuka jasa pencucian motor dan mobil);
(5) Usaha Agrobisnis;
(6) Usaha Dibidang Tekonologi Internet;
(7) Usaha Kerajinan Tangan dan
(8) Usaha Elektronik dan Gadget (lapak asesoris).
Pak Bi melihat bahwa sesungguhnya para pelaku ‘usaha kecil’ ini membutuhkan Brand untuk kelangsungan hidup usaha mereka. Oleh karena, Brand merupakan ‘ikatan emosi antara produk dan pelanggan’, yang dipelihara oleh komunitasnya, yang mencerminkan rasa puas dari pelanggannya.
Oleh sebab itu, Pak Bi menyelenggarakan WORKSHOP BISA BIKIN BRAND tahun 2016 yang terprogram dan memiliki jenjang sehingga pelaku UMKM “Bisa Bikin Brand” untuk bisnis dan produk mereka.
Sampai dengan tahun 2020 total hampir 2000 alumni Bisa Bikin Brand.