Featured

BISA BIKIN KATEGORI BARU

Saat ini setiap pelaku usaha mengandalkan keunggulan kompetitif. Kondisi ini  mendorong terjadinya persaingan harga, kualitas, positioning serta inovasi yang menciptakan  ‘hypercompetition’ (D’Aveni, 1994). Hal ini menyebabkan  siklus hidup produk semakin pendek dan mempengaruhi tingkat penjualan, Roger Dooley menyatakan jika penjualan anda mulai terhenti, mungkin sudah waktunya untuk berpikir di luar kebiasaan—yaitu, ubah kategori produk Anda

“JANGAN BIARKAN API LAMA MEMBAKARMU LAGI DAN LAGI” – PAULO COELHO

Banyak sekali nasehat yang menyiratkan agar kita belajar dari kesalahan masa lalu agar tidak mengulangi kesalahan sejenis. One mistake will never kill you. The same mistake over and over again will. Dua kesalahan tidak membuat anda jadi benar. Membalas orang yg menyakiti anda dengan cara yang sama tidak membuat anda jadi benar. Malah membuat anda

WORKSHOP EXCLUSIVE HARI KE-2 BISA BIKIN BRAND HOTEL KEMPINSKI 29 JUNI 2022

Workshop BISABIKINBRAND Offline Exclusive hari kedua, Rabu 29 Juni 2022, yang masih bikin kangen 🥰 Hari kedua ternyata gak kalah serunya dengan hari pertama. Apalagi peserta sudah mulai kenal dengan peserta2 lain. Juga sudah mulai banyak yang ngobrol dengan Pak Bi @subiakto saat break. Seperti hari pertama, Workshop dibuka oleh moderator merangkap MC, mbak @sati.subiakto dan dilanjutkan dengan menyanyikan

2021: Saatnya Self Development

Apakah Anda pelaku bisnis atau profesional yang scope of work-nya berkutat di aktivitas marketing? Jika iya, maka Anda wajib untuk selalu mengikuti tren marketing dari waktu ke waktu, terlebih tren marketing ini bergerak sangat dinamis. Skip sedikit saja, Anda bisa ketinggalan banyak hal. Sebetulnya tak ada alasan yang bisa dijadikan pembenaran seandainya Anda melewatkan waktu

Orang Sukses Justru Jarang Nonton TV? Kok Bisa?

Konon, orang sukses jarang punya kebiasaan menonton TV. Mereka hanya menonton TV tidak lebih dari satu jam per hari. Dan menurut sebuah buku yang berjudul “Change Your Habits, Change Your Life” yang ditulis Thomas C. Corley, penonton reality show didominasi oleh kalangan menengah ke bawah yakni sebanyak 78%, dan cuma 6% orang sukses yang merelakan