Mati-Matian Bersaing, Ujungnya Banting Harga, Apa Yang Salah?

Bisnis memang tidak bisa asal dibangun, yang lebih rumit adalah bagaimana cara survive di arena persaingan bersama kompetitor lain.

 

Ada bisnis yang sebenarnya sudah mengaplikasikan semua teori dan strategi, mulai dari Brand Positioning, Business Plan, Product Identity, dan sebagainya, tapi ujung-ujungnya tetap terpaksa banting harga demi bertahan.

 

Ada yang salah?

 

Bisa jadi karena si pelaku usaha tidak concern dengan arena persaingan sesungguhnya dan akhirnya terjebak pada teori marketing yang berpatokan pada 4P : product, price, place, dan promotion.

 

Alhasil, bisnis jalan di tempat, bahkan merugi, sampai akhirnya collapse.

 

Salahkah terlalu konsisten pada teori 4P tersebut?

Pada dasarnya tidak ada yang salah, tapi jika bicara soal bisnis, prosesnya butuh mengikuti ritme yang selalu dinamis seiring dengan berubahnya kemauan dan kebutuhan pasar.

 

Ketika suatu bisnis hanya berfokus pada produk dan harga, keinginan dan permintaan konsumen cenderung diabaikan, sementara konsumen masa kini semakin pintar.

 

Mereka menuntut produk yang bisa menjawab kebutuhan mereka berdasarkan kepuasan secara psikologis.

 

Ini diterjemahkan sebagai bisnis yang mampu memahami dan memberi solusi atas kebiasaan dan problem konsumen.

 

Ketika suatu bisnis mampu memperhatikan dan meletakkan hal tersebut sebagai prioritas utama, tercapailah kepuasan dalam benak konsumen sehingga mereka akan menjadi pelanggan setia untuk bisnis Anda.

 

Sulitkah? Bisa ya, bisa tidak.




Anda hanya perlu punya kemampuan menganalisis kebiasaan konsumen, menyesuaikan kemudian memproyeksikannya pada bisnis Anda.

Jangan lagi bersikeras bahwa produk yang bagus adalah produk yang berkualitas tinggi dan menawarakan harga murah, namun ada yang jauh lebih penting dari itu : kepuasan konsumen ketika menggunakan produk Anda.

 

Ketika konsumen merasa puas, mereka akan melakukan repeat order  bahkan tanpa diminta dan tanpa ambil pusing soal harga.

 

Yang jelas mereka suka, mereka senang, kebutuhan mereka terjawab, lantas mereka siap menjadi loyal customer Anda.

 

Terjebak di arena marketing 4P dan tidak segera naik tingkat ke marketing 4C (customer, cost, convenience, dan communication) mungkin akan membunuh bisnis Anda secara perlahan.

 

Anda bakal sibuk berkutat dengan harga murah, melakukan berbagai macam promosi dan diskon besar-besaran, putar otak untuk menyesuaikan kualitas dengan harga, dan itu akan bergulir terus sampai akhirnya bisnis Anda tidak mampu lagi bertahan, rugi besar, dan terpaksa tutup dengan kondisi memprihatinkan.

 

Inilah pentingnya meraih konsumen secara psikologis.

 

Posisikan mereka sebagai orang terdekat Anda dimana mereka akan terus menuntut Anda untuk memberi perhatian pada mereka.

 

Ubah bentuk komunikasi menjadi horizontal agar mereka merasa tertarik, nyaman, dan mampu mengandalkan Anda.

 

Menjamurnya beragam media sosial bisa menjadi jembatan bagi bisnis Anda dengan mereka.

 

Berkomunikasilah, berinteraksilah senyaman mungkin hingga mereka akan menganggap Anda sebagai penyedia solusi bagi kebutuhan mereka.

 

Tidak sulit kalau Anda sudah benar-benar memahami strategi yang satu ini.

 

Segeralah naik kelas.

 

Ubah mindset Anda dari 4P ke 4C.

Pak Bi

Ingin mempelajari lebih banyak lagi tentang marketing 4P dan marketing 4C?

 

Sebaiknya Anda menyimak dan belajar langsung dari seseorang yang sudah berpengalaman dan profesional di bidangnya selama lebih kurang 50 tahun.

 

Siapa lagi kalau bukan Pak Bi.

 

Anda dapat belajar pelan-pelan dari postingan Instagram beliau di @subiakto dan ikuti berbagai workshop-nya.

 

See you!

Penulis : Nungki Mayangwangi
Editor    : Budi Pranoto